Siswa SD Pinrang Terdampak Tanah Retak Sudah 2 Kali Bangun Tenda Darurat

Siswa SDN 158 Pinrang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah 3 bulan belajar di tenda gegara sekolah terdampak tanah retak. Bahkan pihak sekolah sudah dua kali membangun tenda darurat setelah sekolah roboh.

“Ini sudah tenda kedua, dulu di dekat gereja dibuat tapi rusak dan ternyata dianggap tidak strategis, makanya tenda kedua ini dibuat yang lokasi di tengah-tengah,” ungkap Kepsek SDN 158 Pangembang, Deborah kepada detikSulsel, Selasa (19/7/2022).

Pihak sekolah mengeluh siswa tidak konsentrasi belajar sebab proses belajar mengajar dilakukan di tenda. Namun di satu sisi sekolahnya saat ini tidak aman untuk digunakan.

“Sudah hampir tiga bulan belajar di tenda darurat sebab gedung sekolah tidak aman dampak tanah retak,” ucapnya.

Pembangunan tenda darurat sebagai kelas sementara siswa pun dibuat dengan biaya sendiri sekitar Rp 1,7 juta. Sebab belum ada anggaran sekolah yang bisa digunakan.

“Saya pakai uang pribadi dulu talangi karena ini tidak ada di anggaran sekolah. Nanti di APBD Perubahan diganti, kalau tidak ya tahun depan lagi,” paparnya.

Deborah mengaku merasa sangat kasihan sebab siswa yang belajar di tenda sangat berbeda dengan di gedung. Utamanya konsentrasi saat proses belajar mengajar terganggu.

“Siswa dan guru kepanasan karena itu kan pakai tenda. Jelas tidak konsentrasi belajar, nyamuk juga banyak,” jelas Deborah.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Gerakan Tanah (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan penelitian terhadap lokasi tanah retak di Desa Suppirang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, pada Mei lalu. Salah satu hasilnya meminta agar 19 rumah dan 1 sekolah, termasuk Puskesmas Pembantu (Pustu) disarankan direlokasi.

Sekolah yang dimaksud, yakni SDN 158 Pinrang. Sebanyak 102 siswa terpaksa direlokasi dan belajar di tenda pengungsian. Ini lantaran sekolah mereka ikut terdampak insiden tanah retak dan membuat keamanan mereka terancam jika memaksa belajar di sekolah.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pinrang Andi Budaya mengakui telah menerima rekomendasi PVMBG tersebut. Khusus terkait relokasi SDN 158 Pangembang, pihaknya masih akan berkoordinasi untuk menentukan titik lokasi lahan yang dianggap aman untuk dibangun kembali sekolah.

“Kita sementara koordinasi lebih lanjut lokasi lahan mana yang cocok dan aman,” ujar Andi Budaya.

Ada pun anggarannya akan prioritas di APBD Perubahan 2022 nantinya. Ini agar para anak sekolah tersebut bisa belajar dengan nyaman.

“Di APBD Perubahan nanti kita coba anggarkan. Sekitar Rp 200 jutaan untuk bangunannya. Kan kalau bangku dan semacannya masih ada yang lama bisa dipakai,” pungkasnya.

Latest articles

  • https://radioku.my.id:8143/susia